Teknologi mumpuni yang dituangkan menjadi sebuah perangkat canggih seperti robot sudah mulai mendunia. Jepang, negara maju di kawasan Asia, ingin berada di barisan terdepan dalam menyebarluaskan pemanfaatan robot sebagai perangkat yang dapat menggantikan peran manusia di sejumlah bidang.
Beberapa contoh robot yang dirancang oleh berbagai perusahaan Jepang menjalankan fungsi berbeda di tiap-tiap aspek. Di antaranya, Toshiba membuat robot manusia atau humanoid cantik yang berpakaian kimono untuk menyambut pengunjung mal Mitsukoshi di pusat Tokyo.
Adapun robot wearable Hybrid Assistive Limb (HAL) rakitan Cyberdyne, perusahaan milik miliuner Yoshiyuki Sankai, didesain untuk memfasilitasi para lansia dan penderita penyakit stroke.
Kemudian Panasonic menciptakan robot yang bisa berubah dari tempat tidur menjadi kursi roda.
Melihat pergerakan teknologi yang semakin pesat khususnya di ranah industri robotika, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menamainya "robot revolution" atau Revolusi Robot.
Ia menganggap peningkatan kekuatan komputasi robotika dengan kemampuan mengenali suara dan gambar, serta pembelajaran mesin, akan mampu membantu negara mengatasi rintangan laju populasi yang pesat dan mengurangi tenaga kerja.
Bahkan Abe sempat mendorong perusahaan lokal Jepang untuk menyebarkan penggunaan robot dari pabrik-pabrik skala besar ke tiap sudut masyarakat dan perekonomian.
Didukung oleh 200 perusahaan dan universitas, inisiasi pemerintah selama lima tahun ini bertujuan untuk memperdalam penggunaan mesin pintar dalam manufaktur, rantai pasokan, konstruksi, dan perawatan kesehatan.
Tak hanya itu, penjualan robot per tahun juga diupayakan meningkat dari 600 miliar yen atau sekitar Rp 63 triliun, menjadi 2,4 triliun yen atau setara Rp 255 triliun pada 2020 mendatang.
Kantor berita Bloomberg mewartakan, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang menyatakan bahwa pabrik robotika lokal seperti Fanuc, Yaskawa Electric, dan Kawasaki Heavy Industries menguasai 50 persen pasar global.
Perusahaan lokal Jepang juga menikmati 90 persen pangsa dalam beberapa bagian teknologi seperti mesin servo, lengan robotika, dan sensor khusus.
Pada intinya, pihak METI mengatakan penerintah Jepang mendambakan mesin yang bisa memberikan bantuan logistik seperti drone, melakukan operasi, dan bekerja untuk pemulihan bencana di area rawan gempa bumi.
"Kita sedang memasuki era di mana robot bisa diandalkan untuk membantu aktivitas manusia," ujar pakar robot dari New Energy and Industrial Technology Development Organization, Yoshiko Yurugi. (ded/ded)
Sumber : CNN Indonesia