Meminjam uang di koperasi dapat menjadi pilihan beberapa orang dibanding alternatif pinjaman lainnya.
Banyak yang menganggap meminjam uang di koperasi lebih baik daripada meminjam uang di bank. Apakah benar begitu?
Yuk, temukan apa saja keuntungan dan kerugian meminjam uang di koperasi yang sudah Glints siapkan di bawah ini!
Koperasi didefinisikan sebagai sebuah badan usaha yang beroperasi berdasarkan prinsip koperasi dan merupakan gerakan ekonomi rakyat atas asas keuangan.
Hal itu dikutip dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Di Indonesia, koperasi adalah sebuah badan pelaku ekonomi selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Koperasi ada beberapa jenis, tetapi salah satu yang paling dikenal masyarakat adalah koperasi simpan pinjam.
Dengan koperasi simpan pinjam, kamu bisa meminjam uang sebagai anggota koperasi berdasarkan perjanjian dan kesepakatan bersama.
Banyak orang menyukai meminjam uang di koperasi simpan pinjam karena syarat pengajuannya lebih mudah dibanding meminjam di bank.
Layanan koperasi ini sering diandalkan oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah.
Koperasi dapat berfungsi dengan baik apabila anggota dapat mengikuti perkembangan ekonomi secara umum.
Dengan begitu, tercipta dua konsep koperasi yaitu konsep mikro dan konsep makro.
Konsep mikro
Pendapat konsep mikro adalah bahwa kondisi sosial dan ekonomi yang lemah harus mendirikan perusahaan milik sendiri secara kooperatif untuk memberikan manfaat pelayanan agar kondisi sosial ekonomi meningkat
Konsep makro
Ini adalah konsep yang beranggapan bahwa dengan pengembangan koperasi yang efisien, perekonomian nasional dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat akan berkembang dengan baik.
Kelebihan Pinjaman Koperasi
1. Persyaratan pinjaman mudah
Persyaratan meminjam uang di koperasi lebih mudah dibanding meminjam ke bank.
Mekanisme pinjamannya pun tidak menyulitkan anggotanya.
Syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan pinjaman ke koperasi adalah berstatus sebagai anggota, mengisi formulir peminjaman, membawa fotokopi KTP, kartu keluarga, slip gaji, rekening listrik, dan angunan.
Setelah melengkapi syarat tersebut, yang dilakukan selanjutnya adalah mengisi formulir pinjaman dan mengajukan dana pinjaman dengan menyertakan proposal tujuan penggunaan dana.
2. Suku bunga ringan
Selain bank, ada juga pinjaman online yang menjadi alternatif praktis untuk meminjam uang selain pinjam di koperasi.
Akan tetapi, suku bunga pinjamannya masih lebih tinggi dibanding koperasi.
Bunga pinjaman koperasi berkisar antara 0,3-2,5 % setiap bulannya.
Sementara, pinjaman online memiliki bunga pinjaman dari 0,5-3 % per hari.
3. Sisa hasil usaha
Sebagai anggota koperasi, kamu bisa mendapatkan selisih hasil usaha koperasi setiap tahunnya.
Hal ini disebutkan dalam UU RI No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian.
Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi selama satu tahun dikurangi biaya, penyusutan, dan pajak.
Tentunya hal ini merupakan keuntungan yang patut jadi pertimbangan.
Semakin sering meminjam uang atau melakukan transaksi di koperasi, semakin besar pula sisa hasil usaha yang bisa kamu dapatkan.
1. Cara yang masih konvensional
Meskipun mudah dan bebas biaya syarat, koperasi simpan pinjam masih menggunakan cara konvensional.
Jadi, kamu harus langsung datang langsung ke kantor koperasi untuk mendaftarkan diri sebagai anggota dan meminjam uang di koperasi.
Layanan koperasi belum bisa memanfaatkan teknologi secara optimal sehingga kurang praktis.
Selain itu, informasi lengkap tentang produk pinjaman koperasi dan lain-lain juga sulit didapatkan dari smartphone sehingga kamu harus datang langsung ke tempat.
2. Simpanan wajib dan pokok
Sebagai anggota koperasi, kamu wajib menyetor simpanan wajib dan simpanan pokok sesuai dengan ketetapan koperasi tempat mendaftar.
Simpanan wajib dan pokok tidak bisa diambil oleh anggota kecuali berhenti menjadi anggota koperasi.
Besar simpanan wajib dan pokok yang harus dibayarkan anggota adalah berdasarkan kesepakatan seluruh anggota koperasi dan berdasarkan aturan koperasi tersebut.
3. Risiko konflik kepentingan
Manajemen, peran pengurus, serta pengawas koperasi masih tumpang tindih sehingga ada kemungkinan timbul konflik kepentingan atau penyalahgunaan dana koperasi, contohnya korupsi.
Banyak lembaga koperasi yang akhirnya harus tutup akibat praktik merugikan dari pengurusnya sendiri dan menyebabkan kerugian.
Nah, sudahkah kamu lebih paham tentang kelebihan dan kekurangan meminjam uang di koperasi?
Pastikan kamu menimbang kelebihan dan kekurangannya dengan matang sebelum mengajukan peminjaman, ya.
Selain artikel ini, kamu bisa mendapatkan info lainnya soal keuangan dari Glints. Kamu bisa memperolehnya dengan sign up di Glints.
Dengan mendaftar, kamu akan mendapatkan newsletter blog berisi info tepercaya dunia kerja setiap minggunya.
Masih ada lagi, kamu juga bisa melamar ke banyak lowongan di Glints dan ikut kelas personal finance di Glints ExpertClass.